Daftar Tanjakan Maut Yang Ada di Indonesia – Kecelakaan fatal di Tanjakan Emen Subang memang memprihatinkan karena menelan banyak korban. Sejauh ini, pendakian Emen dijuluki “Jalan Kematian” karena jalanannya yang kasar dan berliku-liku.
Daftar Tanjakan Maut Yang Ada di Indonesia
artscouncilofneworleans – Rangkaian kecelakaan di jalan raya puncak dalam sebulan terakhir mengejutkan pemahaman kami tentang tingginya biaya hidup di jalan raya di Indonesia. Selain kondisi medan yang sulit dan faktor rentan terhadap kondisi alam, terdapat juga faktor kesalahan manusia (human error) dan kesesuaian kendaraan yang berperan penting dalam menimbulkan banyak kecelakaan.
Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko kecelakaan, kata berbahaya di sini berarti tetap perlu kewaspadaan yang memadai. Jalan tersebut dilengkapi dengan rambu dan peredam kejut.
Oleh karena itu, saat mendekati tikungan tajam, kendaraan akan memperlambat laju kendaraan, atau akan ada rambu-rambu tikungan tajam dan tanjakan terjal. Bagaikan “neraka” di jalan, ungkapan ini bisa menggambarkan betapa menakutkan dan berbahayanya jalan di sekitar kita. Berikut tujuh tanjakan fatal dengan rekor kecelakaan tertinggi di Indonesia.
Daftar Tanjakan Maut Yang Ada di Indonesia dikutip dari boombastis.com :
1. Tanjakan Bangangah, Banten
Tanjakan Bangangah yang berada di Kabupaten Pandeglang sudah tak perlu di tanyakan lagi bagi warga Banten dan wisatawan yang sering berkunjung ke Pantai Caritas. Kalaupun penyebab kecelakaan karena nilai kendaraan dan human error, jalan terjal seperti itu biasanya menimbulkan korban jiwa.
Namun, banyak yang percaya bahwa kecelakaan itu terkait dengan Kabupaten Pandeglang, makhluk astronomis tertinggi di lereng tersebut. Seperti kita ketahui bersama, Bangangah adalah salah satu kecelakaan panjat tebing paling mematikan di pulau Jawa.
Kondisi jalan yang sangat sulit sehingga banyak kendaraan yang tidak dapat melewati jalur ini dan harus berbelok. Tidak jarang kendaraan naik hingga penumpang dan didorong.
Menurut Dinas Perhubungan Kepolisian (Satlantas) Pandeglang, jalur Bangangah merupakan jalur paling rawan kecelakaan di Kabupaten Pandeglang dan biasanya menimbulkan korban jiwa.
Dikonfirmasi, Jumat (11/6/2020) lalu, Riska Tri Arditia, Kapolsek Panddegalng, mengaku bersaudara karena lereng dan tanjakannya yang tinggi. Ada cerita misterius dibalik jalan ini. Penduduk setempat mengira ada batu berbentuk lidah atau batu Engel.
Warga setempat Sahroni (49 tahun) mengatakan, menurut kepercayaan warga yang tinggal di sekitar Gunung Bangangah, setiap tahun batu harus dikorbankan. Kecelakaan sering terjadi di lereng sebelum Munggahan atau sebelum atau setelah Lebaran.
Namun, tak banyak orang yang mengetahui misteri batu engel di tengah lereng maut ini. Dia berkata: “Orang tua saya pernah memberi tahu saya bahwa Shingel membuat pengorbanan, begitu banyak kecelakaan terjadi. Tetapi hanya sedikit orang dalam sejarah (Shingel) yang tahu bahwa ini adalah cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi.”
Pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2014 terjadi kecelakaan di sepanjang jalur tersebut. Saat itu, truk tersebut membawa lebih dari 62 siswa, orang tua dan guru SMK Negeri 1 Pandeglang yang berencana mengikuti kamp pramuka. Kecelakaan fatal itu menewaskan enam penumpang.
Empat dari mereka adalah pelajar dan dua orang pekerja truk. Sementara satu korban lainnya selamat namun harus mendapat perawatan berat di RSUD Pandeglang dan RSUD Serang karena sakit parah.
Baca juga : Fakta Aturan Baru Soal Upah di UU Cipta Kerja
2. Tanjakan Emen, Subang
Mendengar nama Tanjakan Emen, selalu ada misteri. Terletak di Jalan Raya Subang, Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat. Setiap wisatawan yang ingin berlibur di kawasan tersebut pasti akan melewati jalan misterius ini. Biasanya banyak misteri di tempat ini.
Dari awal hingga akhir, selalu terjadi banyak kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa. Rute ini biasanya rawan kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor, bus dan truk yang memuat kargo.
Ada mitos bahwa Gerbang Tanjakanyi adalah tempat yang penuh bintang. Menurut cerita yang beredar, terkadang “mereka” mengolok-olok kendaraan yang lewat di lereng.
Dari dulu hingga sekarang, banyak orang yang penasaran dengan sumber Tanjakan Emen. Ada beberapa hal buruk tentang YouTuber. Dua yang paling populer adalah berita dan kampung halaman orang Jawa. Hari Kurniawan Hao atau Om Hao, pemilik cerita terkenal “Tanah Jawa”, mengungkap sebuah misteri. Tuhan adalah harapan, jadi Anda tidak akan disakiti.
Selain itu, kecelakaan nonteknis biasanya terjadi karena “mereka” tidak terlihat di lereng misterius ini, dengan kata lain para korban ini dianggap sebagai korban karena banyak yang telah meninggalkan Jenny dan mencapai kesepakatan dengan mereka. setan. Om Hao menjelaskan, jika ada “garis merah” di dekat Emen Ramp, tidak akan terlihat dengan mata telanjang.
Nah, konon jika melewatinya maka akan terjadi kecelakaan lalu lintas atau hal-hal aneh lainnya. Dari situ, kemiringan ini akan menambah jumlah korban jiwa. Konon, jika melintasi ruas Subang-Bandung dan ingin aman, harus membuang rokok, uang, membunyikan klakson mobil, bahkan menyebut nama Emen.
Jika tidak, hal-hal akan terjadi dalam jangkauan di luar kendali pengguna jalan. Selain cerita Tanah Jawa, grup berita juga mendaki gunung untuk mengungkap kisah nama Emen, bahkan ada yang dituding sebagai penyebab kecelakaan tol Kabupaten Subang.
Tim Jurnalrisa pun penasaran kenapa Mang Emen selalu dikaitkan dengan hal-hal supranatural. Oleh karena itu, nama Emen menjadi legenda dan ditakuti oleh sebagian orang yang percaya pada cerita misterius.
Setelah terlacak, keluarga Emen masih bersamanya. Salah satu anaknya kini tinggal di kawasan Bandung Barat dan marah atas tuduhan ayahnya. Setelah berbagi beberapa video klip tentang Tanjakan Emen, sebagian orang masih meyakini kawasan itu memang pintu gerbang dua dimensi ke medan lain.
Namun, jika tetap seperti ini, tentunya Anda bisa menjelaskannya secara logis. Tanjakan Emen sangat curam, dan jika Anda salah posisi saat kendaraan melaju, akan menyebabkan beberapa kesalahan. Mobil atau sepeda motor yang Anda kendarai bisa saja mundur secara tiba-tiba.
Warga Garut, Arul, menjelaskan bahwa turunan Emen sangat terjal dan harus berhati-hati saat berkendara. Sedangkan bagi para mistikus, kembali ke keyakinannya, Alur beberapa kali pergi ke Subang dan mengalami kecenderungan, tidak pernah mengalami hal-hal yang misterius. Seperti kebanyakan cerita orang lain selama ini.
3. Tanjakan Silaiang Kariang, Sumatra Barat
Lereng ini terletak di Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Keindahan air terjun berbanding terbalik dengan banyaknya kejadian yang terjadi disana. Jalan yang menanjak, berkelok dan relatif sempit menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Belum lagi tanah yang sering longsor menambah kesan sangar. Banyak truk pengangkut barang akhirnya berbalik dan masuk ke jurang.
Karena itu, tanjakan ini disebut “rumah berhantu” karena kerap merenggut nyawa pengendaranya. Selain cantik, tren ini juga menakutkan. Diketahui bahwa lereng ini terjal, dengan kemiringan sekitar 45-50 derajat. Selain itu kemiringannya sangat panjang, tidak hanya itu seperti jalan yang berkelok-kelok, lereng tersebut sering ditutup karena longsor yang membuat lereng tersebut sering memakan korban jiwa. Dalam banyak kasus, truk diparkir di selokan.
4. Tanjakan Batu Piring, Kalimantan
Jika ini merupakan kecelakaan di Thanjakan, maka Anda harus tahu bahwa nama Emen adalah yang tertinggi, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Kabupaten Subang. Banyak juga alasan kenapa tren ini menyebabkan kerugian hampir setiap tahun.Selain Emen, banyak juga panjat tebing yang sama bahayanya, salah satunya Ba Du Ferringhi di Kalimantan Selatan.
Seperti Emen, lereng ini cenderung membunuh pengendara sepeda. Lereng tersebut biasa disebut Batu Piring dan terletak di Jl. Yani Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Korban biasanya dibawa dalam bentuk truk pengangkut barang.
Menurut warga sekitar, ada 10 kecelakaan lalu lintas pada 2018 saja. Karenanya, warga kerap mengaitkan kecelakaan dengan hal-hal misterius. Berbagai hipotesis tentang tempat yang dihuni makhluk gaib ini bermunculan. Sama persis dengan predikat di Tanjakan Emen.
Namun selain itu, Batu Piring tidak dilengkapi dengan rambu lalu lintas yang memadai dan masih memiliki faktor penerangan yang minim. Tentu hal ini akan menimbulkan banyak kecelakaan. Apalagi di malam hari, tidak ada rambu lalu lintas, dan penerangan yang redup akan membuat yang harus ekstra hati-hati.
Menurut polisi lalu lintas AKP R Sudarto di Mabes Polri Balangan, selain faktor misterius dan infrastruktur yang tidak memadai, tingkat kemiringan menjadi persoalan lain. Papan angin hitam memiliki struktur miring yang cukup tinggi, dengan kemiringan 25 hingga 30 derajat. Dengan cara ini, truk dengan muatan berat biasanya sangat berbahaya saat melintasi tanjakan
Karena kuncinya adalah keselamatan tetap di tangan pengendara. Jika Anda berada di medan yang mengerikan yang disebutkan di atas, harap kurangi beban, kurangi kecepatan dan pastikan lampu indikator menyala. Terlepas dari keberadaan misterinya, saya berharap dapat menyelesaikan seluruh infrastruktur Tanjakan Batu Piring secepatnya.
5. Tanjakan Tarahan, Lampung Selatan
Siapa yang akan terkejut melihat lautan luas dan pulau kecil di tengahnya. Apalagi saat sore hari tiba, sungguh menakjubkan melihat kapal besar bersandar di bibir pantai, dihiasi sinar matahari keemasan. Pemandangan ini bisa dinikmati di Jalan Lintas Sumatra. Ngomong-ngomong, di Desa Tarahan, Kabupaten Jippong, Kabupaten Lampung, Provinsi Lampung Selatan.
Orang Lampung cenderung menyebut mereka orang Tara Khan. Di balik pemandangan yang mempesona, lereng Tarahan tewas dalam kecelakaan lakalantas. Merujuk pada data yang terkumpul, pada akhir tahun 2019, sebuah keluarga ditabrak truk saat berfoto di pinggir lereng Tarahan. Padahal, sejak Januari 2020 hingga November 2020 terjadi tiga kecelakaan yang mengakibatkan 6 orang meninggal dunia.
Rinciannya, 4 orang tewas tertimpa truk yang remnya rusak, sehingga menabrak truk di depannya dan menabrak dua kendaraan roda dua di depan dua truk tersebut (20/1/2020). Pada kecelakaan lainnya (14 Februari 2020), truk pengangkut terigu terguling. Sayangnya, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Sedangkan pada Agustus 2020, terjadi kecelakaan di lereng Gunung TALAH yang menewaskan dua orang. Kecelakaan itu bermula saat sebuah dump truck yang dikemudikan Bakauheni tidak mampu mengendalikan kecepatan kendaraan.
Oleh karena itu, ia bertemu dengan seorang pengendara sepeda motor yang sedang mengemudi di depannya. Dua pengendara sepeda motor tewas di lokasi kejadian, dan masyarakat Desa Tarahan sangat percaya dengan misteri yang bisa berujung pada kecelakaan.
Pasalnya, di bawah lereng Tarahan terdapat dua makam yang terkenal. Alhasil, makam itu dikaitkan sebagai “wali”, hingga terjadi peristiwa misterius di Tatuh.
Namun, menurut Muhamad Ariefin, salah satu pembuat konten YouTube di Lampung, ia menciptakan konten misterius. Menurutnya, gangguan misterius itu terjadi di Gunung TALAH. Di lereng bukit itu bukan dari kuburan. Karena dia sendiri melihat bahwa makam itu adalah makam orang tua ketika Islam menyebar.
Seorang penyihir gaib (Dukun) bernama Konarif berkata: “Ini Makam Banten dan Garianda, Bukan Rumah Hantu.” Deca Agustina, warga Desa Tarahan Deka Agustina Ramlan mengatakan, Laelun Tarahan memang terkenal dengan misterinya. Bahkan, para orang tua di sana memperingatkan bahwa kendaraan harus membunyikan klaksonnya saat menyeberang jalan saat senja atau malam hari untuk menunjukkan “Maaf”.
Sekitar lima hari lalu, tim Alus World menyambangi lereng Tarahan untuk mencari tahu siapa yang kerap mengganggu para pengendara yang melintasi lereng maut itu. Menurut Kang Arief, banyak hantu di sekitar lereng Tarahan, pertama-tama perempuan mirip senden, kuntilanak dan sexuwuo.
Menurutnya, banyak pengemudi yang lewat melihat sosok perempuan tersebut, dan Kang Arif pun mendapat informasi yang tidak diketahui siapa pun. Meski penduduk setempat tidak mengenal nama Tarahan, ternyata itu adalah Darahan.
Informasi tersebut didapat dari semangat berkomunikasi dengan Kang Arief, namun ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai perkataan makhluk gaib tersebut. Menurutnya, para mistikus suka menipu dan berbohong, sehingga belum bisa dipastikan apakah nama Tarahan itu aslinya Darahan.
Baca juga : Daftar 11 Kecelakaan Maut di Sumatera dan Jabar yang Libatkan Truk dan Bus
6. Tanjakan Krumput, Banyumas
Jika kita mengikuti jalur Kebumen dari Purwokerto ke Yogyakarta pasti kita akan melewati Jalan Krumput di Jalan Banyumas Kemranjen, dan mungkin akan terkejut dengan pengemudi yang baru pertama kali melewati jalan tersebut.
Bukan karena keindahan pemandangan alamnya, tapi karena banyak orang yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Secara garis besar kondisi jalan di kawasan tersebut memang sulit dan rawan kecelakaan, sehingga ada mitos di masyarakat yaitu memberikan koin atau upeti kepada pramugari di jalan raya. Jika Anda tidak melempar koin, saya yakin pengemudi yang ceroboh akan mengalami kecelakaan di daerah tersebut.
Menurut warga sekitar, kebiasaan membolehkan pengemudi mobil melempar koin di Jalan Krumput sudah berlangsung puluhan tahun. Ini adalah mitos yang berkembang selama beberapa waktu dan menjadi kebiasaan para pengendara mobil.
Menurut cerita perkembangan masyarakat, pada masa penjajahan Belanda, sebuah truk pengangkut tentara Belanda terbalik dan terjadi kecelakaan. Akibatnya, seluruh penumpang dan pengemudi tewas di lokasi kejadian. Akhirnya, orang percaya pada mitos bahwa jika mereka ingin menyeberang tempat ini, mereka harus mengeluarkan uang untuk menunjukkan rasa hormat terhadap keselamatan pengemudi yang lewat.
Menurut Sugito, warga sekitar menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah melarang penarikan koin, namun sejak pelarangan tersebut sering terjadi kecelakaan. Salah satunya adalah kecelakaan bus yang menabrak tebing yang memakan banyak korban jiwa.
Para pengemis dari Jalan Pantai Kruput ini berada di sana selama 24 jam, bergiliran mengumpulkan koin. Dari pagi hingga malam, waktu pagi sampai soore dibanjiri wanita dan anak-anak, waktu malam adalah waktu yang didominasi laki-laki.
Pengemis di sepanjang pantai Jalan Kruput menunggu selama 24 jam di lokasi untuk mengumpulkan koin. Dari pagi sampai malam, ada perempuan dan anak-anak dimana-mana. Sedangkan pada malam hari didominasi oleh laki-laki. Jalan Krumput adalah salah satu kolektor prangko di Jalan Krumput yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di sana.
Menurutnya, mengikuti acara ini karena tidak melakukan aktivitas lain setiap hari, dan permasalahan mengemis terkait Jalan Krumput belum terselesaikan. Hal ini disebabkan kebiasaan masyarakat sekitar yang telah lama percaya pada mitos dan legenda daerah tersebut, dan karena kurangnya keterampilan sehingga sulit diserap oleh sektor industri.