Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor

Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor

Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor – Polisi Bogor Kota (Polresta) menangkap Muhamad Rian. Bocah berusia 21 tahun itu ditangkap atas pembunuhan berantai dua wanita.

Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor

Sumber : palu.tribunnews.com

artscouncilofneworleans – Kapolresta Bogor, Kombes Susatyo Purnomo mengatakan dua korban yaitu DP dan EL. Pembunuhan itu dilakukan setiap dua minggu.

Susatyo mengatakan dalam keterangannya kepada kompas, Kamis (11/3/2021), “Setelah diburu di berbagai lokasi, tersangka MRI bersembunyi di Depok kemarin (Rabu 10 Maret 2021).”

Berikut ini, Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor:

1. Bermulai Kasus Pembunuhan siswi SMA di dalam kantong plastik sampah

Sumber : metro.sindonews.com

Polisi menyelidiki pembunuhan berantai yang dimulai pada Kamis (25/2/2) itu. Saat itu, warga Kota Bogor dikejutkan dengan jenazah perempuan yang ditemukan di dalam kantong sampah plastik.

Dari hasil penyidikan, polisi menemukan bahwa korban adalah siswa SMA berinisial DP. Hasil otopsi mengungkapkan bahwa remaja yang tinggal di Kecamatan Cibungbulang Bogor mengalami luka sesak di lehernya.

Polisi akhirnya melakukan penyidikan dan akhirnya menangkap Rian di kawasan Kota Depok.

2. Terungkap, pelaku membunuh satu wanita lainnya

Sumber : m.ayobandung.com

Susatyo mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui pelaku telah membunuh perempuan lain. Wanita ini adalah EL.

Jenazah EL sebelumnya ditemukan di pinggir jalan kawasan Gunung Geulis di Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada Rabu (10/3/2021).

Sama seperti korban DP, korban EL juga memiliki bekas sesak napas.

Susatyo berkata: “ (Penyerang dicekik sampai mati.Hal ini sesuai dengan hasil otopsi kedua korban.)

Baca juga : Fakta Menantu Bunuh Mertua, Campur Racun Biawak ke Makanan

3. Berkenalan dengan kedua korban melalui Facebook

Sumber : metro.tempo.co

Seperti diketahui, pelaku menemui kedua korban melalui media sosial Facebook. Susatyo menjelaskan, setelah pelaku berkenalan, ia membujuk korban untuk mengencani umpan uang.

Setelah dibujuk, korban mengajak korban ke sebuah hotel di kawasan Punka Bogor. Di hotel, hanya berbeda ruang dan waktu, pelaku membunuh dua korban.

Dia berkata: “Metodenya sama. Tersangka bertemu melalui media sosial, kemudian mengenalnya dan memikat uangnya ke hotel.”

4. Ambil barang berharga milik korban

Sumber : tribunnews.com

Pelaku mencekik leher kedua korban. Susatyo mengatakan, setelah dipastikan tewas, pelaku mengambil barang berharga kedua korban.

Dia berkata: “Kemudian setelah tanggal tersebut, korban dicekik dan hartanya diambil.”

Susatyo mengatakan dalam pembunuhan ini, pelaku dalam keadaan sadar. Polisi pun mengaku akan memeriksa psikologi para pelakunya.

Dia berkata: ” Ini seperti pembunuh berantai atau pembunuh berantai, tidak hanya melakukannya selama sekitar dua minggu, tetapi tersangka melakukannya lagi, dan ada kecenderungan menikmati kematian dua korban. ”

5. Pelaku pembunuhan positif narkoba

Sumber : viva.co.id

Susatyo mengatakan pelaku menangani korban dengan memasukkan tubuh korban ke dalam tas punggung. Kemudian, pelaku menggunakan sepeda motor untuk mengangkut jenazah ke tempat pembuangan.

Dia berkata: “Ada plastik hitam yang tidak terpakai, jadi dari sana kami curiga ada tanda-tanda pembunuhan EL.”

Sementara itu, berdasarkan hasil tes urine, polisi menemukan pelaku positif mengonsumsi narkoba. Susatyo menjelaskan, narkoba yang digunakan pelaku adalah sabu dan ineks.

Susatyo berkata: “Hasil tes urine ternyata tersangka juga orang yang positif narkoba.”

Pelaku diadili sesuai dengan Pasal 338 dan 380 KUHP dan UU No. 35 tentang Perlindungan Anak tahun 2014. Pelaku sekarang menghadapi hukuman mati tertinggi.

6. Berkedok Love Scam

Sumber : tribunnews.com

Modus yang digunakan MRI untuk melakukan tindakan adalah penipuan atau penipuan cinta dengan kedok cinta. Ia bertemu Diska Putri dan Elya Lisnawati melalui media sosial. Ia mengajak wanita Elya berkencan di Bouncak Bogor.

Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, Jumat (12/3/2021), “Elia dicekik hingga tewas saat menginap di hotel. Tubuhnya dibungkus plastik hitam dan dimasukkan ke dalam ransel gunung.”

MRI menggunakan sepeda motor untuk melarikan diri kemudian memindahkan tas tersebut ke taman kosong di Bukit Geulis, Desa Cidadap, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kota Bupati, Bogor, Jawa Barat, kemudian jenazah EL diangkut ke tempat pembuangan sampah.

7. Motif Mengambil Barang Korban

Sumber : news.detik.com

Motivasi MRI adalah untuk mendapatkan harta korban dengan cara berpacaran terlebih dahulu. Harlan mengatakan: “Intinya, situasinya sama seperti di Kota Bogor (di mana sisa-sisa Diska Putri ditemukan di peternakan).”

Barang bukti yang disita antara lain baju korban, kantong plastik hitam, sepeda motor, tas punggung yang dibawa korban, baju MRI pada saat kejadian, telepon genggam korban, televisi sirkuit tertutup dan hasil tindak pidana.

8. Pengejaran di Berbagai Tempat

Sumber : bogor.tribunnews.com

Polisi sebelumnya mengejar dan menangkap mereka di banyak tempat sebelum melanjutkan proses pengungkapan. Selain itu, polisi berhasil menemukan pelaku di tempat persembunyiannya.

Kapolres Bogor Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan: “TSK MRI ditangkap sekitar pukul 19.30 WIB dan bersembunyi di Depok.”

9. Dua Pembunuhan dalam Dua Minggu

Sumber : kumparan.com

MRI menewaskan dua perempuan berbeda dalam waktu kurang dari dua minggu, Rabu (10/3/2021), Elya ditemukan di pinggir jalan kawasan Gunung Geulis di Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamen Timur, Kabupaten Bogor, jenazah Lisnawati.

Bersamaan dengan itu, seorang siswi SMA bernama Diska Putri ditemukan di Cilebut, Kota Bogor pada Kamis (25/2/2).

Baca juga : Heboh! Fakta Temuan Mayat dalam Karung di Gowa

10. Elya Pamit Kondangan kepada Keluarganya

Sumber : jakarta.tribunnews.com

Sebelum menjadi korban pembunuhan berantai, Elya berpamitan dan ingin mendatangi keluarganya pada Selasa (9/3/2021). Korban mengaku kepada keluarganya bahwa ia berencana mengajak teman-temannya di kawasan Chianzur.

Namun, sehari kemudian, jenazah ditemukan di kawasan Pasir Angin, sekitar 10 kilometer dari rumah.

“Cerita yang mau saya undang awalnya kemarin adalah Cianjur. Suaranya sama dengan yang didengar teman-temannya saat pergi,” kata paman Elya, Mardiansyah (30 tahun).