Mobilitas Warga di Palembang Tidak Dibatasi, Varian Baru Terus Diteliti – Pemerintah Kota Palembang di Sumatera Selatan masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap 34 warga.Sampel warga tersebut digunakan sebagai tindak lanjut dari ditemukannya varian baru virus corona B1.1.7.
Mobilitas Warga di Palembang Tidak Dibatasi, Varian Baru Terus Diteliti
artscouncilofneworleans – Kalaupun ditemukan kasus varian baru, mobilitas warga Palembang belum dibatasi. Pemerintah hanya menekankan pada implementasi kesepakatan kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi.
Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan kepada kompas.id, Senin (15/3/2021), hingga saat ini belum ada laporan spesifik mengenai penyebaran virus varian baru B1.1.7 tersebut. Namun, sejak rilis pers tersebut, banyak langkah yang diharapkan telah diambil. Dewa berkata: “Jika ditemukan kasus, maka akan ditangani langsung oleh Puskesmas setempat.”
Selain anggota polisi sepsis, petugas dari tingkat jalan hingga jalan juga dikerahkan membentuk posko untuk memantau kondisi warga yang mengalami gejala akibat virus varian baru ini. Dia berkata: “Ruang isolasi sudah siap, yaitu di Rumah Sakit Palembang di Bali.”
Bahkan jika seorang wanita berusia 44 tahun menemukan varian baru virus di antara warga Palembang, tidak ada batasan mobilitas. Dewa berkata: “Bahkan jika kesepakatan sanitasi harus diikuti, semua kegiatan akan tetap berjalan seperti biasa.”
Meski begitu, guna mencegah penyebaran, vaksin tetap menjangkau semua orang yang dianggap rentan. Dewa berkata: “Kami masih melakukan kontak aktif dengan Dinas Kesehatan Sumatera Selatan (Dinas Kesehatan) untuk memastikan perkembangan virus baru ini.”
Fery Yanuar, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel, mengatakan selama ini Dinas Kesehatan Sumsel masih menunggu hasil penelitian Balitbangkes terkait penyakit tersebut. 34 sampel warga Palembang. Dia berkata: “Sampai saat ini belum ada hasil.” Sampel dikirim sekitar seminggu yang lalu.
Fury menuturkan, sembari menunggu hasil penelitian, pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi prosedur kesehatan yang ketat. Pasalnya, varian virus baru ini memiliki tingkat infektivitas yang lebih cepat dibandingkan Sars Cov-2. Dia berkata: “Memang, gejalanya cenderung menurun, tapi indra penciumannya hilang.”
Fery mengatakan, karena penyakit ini sudah lama ada di Palembang, sehingga pada Desember 2020 sulit untuk melacak asal muasal virus tersebut. Ia berkata: “Selain itu, orang yang pertama kali terinfeksi belum pernah ke kota, apalagi ke luar negeri.”
Baca juga : Fakta Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor
Kronologi Positif Covid B117 Masuk ke Palembang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah mengumumkan bahwa 4 kasus B117 varian Covid-19 telah ditemukan di Indonesia. Salah satu pasien positif virus corona yang bermutasi di Inggris adalah pasien asal Palembang, Sumatera Selatan.
Seperti kita ketahui bersama, B117 Covid-19 akan masuk ke Palembang mulai 11 Januari 2021. Ini kasus di Sumatera Selatan, ibu kotanya.
Yusri, Kepala Bidang Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel, mengatakan setelah dilakukan uji laboratorium di Jakarta, diketahui hasil tes B117. Dikatakannya, Dinkes Sumsel selalu melakukan cross check hasil sampel hasil swab test dengan pusat selama proses quality control.
“Kami mendapat informasi varian baru ini dari Kementerian Kesehatan. Jika sampel pasien di Palembang terpapar B117. Saat ini ada mutasi virus ini dan masih dalam penyelidikan. Pada saat yang sama ditemukan virus B117 pada manusia. di sample Recovered. Hasil tes usap PCR terakhir negatif, ”kata Yuri, Selasa (9/3).
Berdasarkan informasi tersebut, Dinkes Sumsel juga melakukan tindak lanjut skala besar berdasarkan kontak pasien terkini yang sembuh dari varian B117.
Dia berkata: “Masih menyelidiki dan kami belum tahu jumlah pasti kontak terdekat. Masih mengumpulkan informasi, informasi dan melacak kontak.”
Fery Yanuar, Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Departemen Kesehatan Sumsel menambahkan, ditemukannya pajanan virus korona bermutasi Inggris tersebut merupakan hasil dari kegiatan rutin Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ke memantau kualitas internal dan menangani Covid-19 di Sumatera Selatan Kualitas casing.
Frey mengatakan, saat metode ini diadopsi pada Desember 2020, meski indera penciumannya hilang, namun orang yang ditemukan terpapar B117 tidak menunjukkan gejala yang jelas. Orang tersebut tidak pernah keluar kota.
Ia mengatakan: “Sangat sulit untuk mengetahui situasi awal varian ini. Pasalnya, penyebarannya diperkirakan terjadi pada Desember 2020, saat mobilitas masyarakat akan tinggi, mengingat ada libur akhir tahun,” ujarnya. Katakan.
Fery menuturkan dengan ditemukannya varian baru ini, tim dari Balitbangkes menindaklanjuti kembali, terutama bagi masyarakat dalam keluarga atau kontak dekat dengan orang yang terjangkit virus tersebut.
Fery berkata: “25 sampai 30 orang dijadikan sampel untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran yang lebih luas.”
Sementara itu, Yuwono seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya mengatakan, sejauh ini diketahui varian B117 Covid-19 tidak akan memberikan efek klinis tambahan pada pasien yang tertular. Namun, mutasi ini menyebabkan penularan lebih cepat di antara manusia.
“Mutasi pada B117 ini dapat meningkatkan infektifitas tetapi tidak meningkatkan keparahan penyakitnya. Oleh karena itu, seseorang tidak dapat dinyatakan mengidap B117 berdasarkan gejala klinis. Orang yang terinfeksi B117 memiliki gejala yang sama dengan yang terinfeksi B117. Covid -19 masih awal, “kata Yuwono.
Menurut Yuwono, mutasi virus Covid-19 biasanya berubah karena penyesuaian. Mutasi ini hanya dapat dideteksi dengan memeriksa gen spike (permukaan virus), bukan dengan gejala klinis.
Ia mengatakan, sejauh ini khasiat vaksin yang diketahui terhadap mutasi B117 tidak akan berkurang seiring dengan peningkatan antibodi yang divaksinasi. Ia mengungkapkan, sejauh ini vaksinasi akibat kasus baru Covid-19 sudah turun 50%.
Ia mengatakan: “Dengan vaksinasi secepatnya, maka mudah membentuk kekebalan masyarakat dalam mencegah penyebaran virus. Saat ini, hanya sekitar 150.000 dosis vaksin yang digunakan untuk tenaga medis dan pelayanan publik.”
Awal mula terkuaknya penyebaran B.1.1.7 di Palembang
Fery menuturkan, awalnya virus corona B.1.1.7 terdeteksi dengan mengambil sampel dari warga pada Desember 2020. Setelah itu, pada 11 Januari 2021, orang tersebut dinyatakan sehat. Ia mengatakan: “Orang tersebut dalam kondisi cukup sehat dan tidak ada gejala, tetapi indra penciumannya telah hilang.
Orang tersebut tidak pernah keluar kota. Oleh karena itu, jalur penularannya masih dalam penyelidikan.”
B.1.1.7 diduga menyebar saat momen libur Natal dan Tahun Baru
Menurut Fery, penelusuran kasus awal virus corona B.1.1.7 sangat sulit dilakukan. Pasalnya, dia memperkirakan orang yang tertular akan terjadi sekitar Desember 2020. Saat itu, karena adanya liburan dan natal di penghujung tahun, mobilitas masyarakat sedang tinggi.
Dia menjelaskan: “Akibatnya, sulit bagi kami untuk mengetahui di mana orang ini terinfeksi.”
Baca juga : Negara Eropa Tangguhkan Vaksin Corona AstraZeneca, Ada Apa?
Cegah virus baru dengan tetap jalankan prokes dan ikut vaksinasi
Di saat yang sama, Lesty Nurainy, Direktur Dinas Kesehatan Sumsel, meminta warga tidak panik dengan virus corona jenis baru B.1.1.7 yang masuk ke Palembang. Lesti mengatakan: “Oleh karena itu, diharapkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan memakai masker.
Mutasi virus ini sangat mungkin terjadi.” Menurut Lesti, saat ini sedang dilakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran Covid- 19 virus. Semakin banyak orang yang divaksinasi maka kekebalan tubuh akan terbentuk. Dia berkata: “Karena itu, risiko penularan juga sangat rendah.”